Minggu, 07 Oktober 2018

HENTIKAN BODY SHAMING


Fenomena yang akhirnya menjadi topik pertama yang aku bahas adalah tentang body shaming. Jujur baru akhir-akhir ini aku tau kalau itu terkategorikan sebagai bullying. Karena aku sendiri pernah ngalamin dan aku anggep sebagai jokes aja, yaa.. masuk kuping kanan dan keluar kuping kiri gitu.

Aku menyadari ini, setelah nonton vlog salah satu influencer yang mengangkat tentang tema ini. Topik yang dia bahas sama persis dengan apa yang aku alamin, dia berbicara tentang bagian alisnya yang minimalis sama seperti apa yang aku punya (kurang lebih gitulah). Disini aku ga bahas kejadian yang aku alamin, aku hanya ingin agar kita semua tahu bahayanya nge-body shaming-in orang lain dengan berdalih sebagai bahan perbandingan ataupun tertawaan.

Body shaming sendiri adalah tindakan mengomentari kekurangan dari fisik orang lain sebagai wujud basa-basi, bercanda kelewatan atau bahkan demi mencairkan suasana. Padahal, sebenarnya ini sebuah kebiasaan yang buruk. Kenapa aku bilang ini buruk? Ya jelas dong, kata-kata yang niatnya hanya bercanda bisa menjadi pukulan keras buat orang yang kena body shaming ini. Parahnya, rasa percaya diri orang tersebut bisa memudar, rasa cinta akan tubuh dan anugrah yang dia miliki bisa berkurang, rasa syukur yang harusnya dia rasakan bisa saja hilang karena sorotan akan kekurangan yang dia miliki. Bahkan dapat menimbulkan depresi jika ini terjadi secara terus-menerus. Bahaya bukan?

Guys… cinta terhadap diri sendiri itu perlu dibangun dan itu penting buat menghilangkan bahkan menghindari dampak yang dibawa oleh body shaming. Dengan kita cinta terhadap apa yang kita miliki artinya kita mengenal dan menerima diri kita sendiri (yakan?).

Disini aku ga sama sekali berniat untuk menggurui, hanya ingin berpendapat bahwa itu jangan dijadikan sebagai sebuah kebiasaan, dan jangan menganggap itu remeh karena itu akan berdampak negatif bagi orang lain. Dengan kita stop Body Shaming artinya kita menyelamatkan orang lain dan diri sendiri.